Kamis, 07 Mei 2009

KETIKA ANAK MENJENGKELKAN



Pernah merasa sangat jengkel ketika si kecil benar-benar tak mau lepas dari Anda di sebuah acara keluarga? Atau, dia merengek tanpa henti sementara semua orang terlihat sedang bergembira? Bersabarlah! Sikap dia sebetulnya bukan masalah tingkah laku yang terlalu besar. Cara berikut mungkin bisa membuat Anda tetap berpikir jernih saat harus menghadapinya:

Nempel terus
Barbara Price, ibu dua anak dari Scarborough, Maine, bercerita, putrinya Ainsley sejak lahir selalu nempel terus padanya. “Dia terus-terusan minta digendong dan menangis kalau ditaruh,” kata Price. Setelah masuk playgroup, Ainsley ‘lengket seperti perangko’ pada ibunya selama di sekolah.

Kenapa itu terjadi: Sama seperti anak besar, anak kecil juga punya temperamen berbeda. Beberapa di antaranya lebih mudah bersosialisasi, yang lain butuh waktu untuk berhubungan dengan orang baru. Kalau anak Anda tengah berada dalam situasi baru atau hanya sedang ngambek, menempel terus pada Anda adalah salah satu cara dia untuk mengomunikasikan perasaannya yang tak enak. Dan berada di dekat Anda membuat dia merasa nyaman.

Anak juga pintar membaca bahasa tubuh, kata Lynn Arner-Cross, ibu tiga anak dan spesialis di Child Care Services for the city of Davis, California. Kalau bayi Anda kehilangan perhatian, mungkin dia merasa jauh, sehingga coba terus mendekat.

Cara mengatasi: Kalau anak Anda nempel terus kayak kancing, jangan mencoba memaksa dia untuk menjauh. Hal itu akan membuat dia makin lengket. Sebaiknya, biarkan dia sedekat mungkin selama sekitar 10 menit, baru pelan-pelan Anda menjauh, kata Arner-Cross. Duduklah dekat dia, bicara dan bermainlah dengan dia, tapi jangan peluk dia. Setelah beberapa saat, cobalah agak menjauh (tapi tetap di ruangan yang sama). Dan jangan tinggalkan dia tanpa pamit: itu akan membantu dia memahami, Anda pasti akan kembali.

Merengek
Setiap kali mengajak anak-anaknya ke mal, Prawesti harus selalu menghadapi rengekan minta mainan, minta es krim, minta naik bom-bom car, minta main game, dll. “Tak mungkin tidak mengajak mereka ke mal sama sekali. Tapi kalau diajak, ya begitu itu,” kata ibu 3 anak dari Cipinang ini.

Kenapa itu terjadi: Jangan diambil hati. Merengek bagi anak adalah respon alami akibat rasa lelah atau frustrasi, atau butuh perhatian (yang pastinya tak enak untuk didengar!) Hal itu juga bisa jadi tanda bahwa mereka ingin sesuatu tapi tak yakin cara mendapatkannya.

Cara mengatasi: Jangan tergoda untuk menuruti permintaan si kecil hanya karena dia merengek. Itu hanya akan membuat dia yakin bahwa dengan merengek dia akan berhasil memperoleh apa yang diinginkannya. Sebagai gantinya, cobalah taktik Prawesti: “Saya bilang, “Memangnya mama senang kalau kamu merengek begitu? Coba deh, minta yang baik. Biasanya itu sudah cukup untuk membuat dia meminta dengan suara biasa.”

Arner-Cross setuju, Anda perlu memberi contoh nada suara yang Anda harapkan dari si kecil. Kalimat seperti, “Bicaramu sudah baik, tapi Mama nggak bisa ngerti kalau kamu sambil merengek” atau “Wah, bicaramu menyakiti telinga Mama” mungkin akan lebih berhasil daripada bilang “Bicara dong, yang bener!” Lagipula, sangat penting untuk memastikan, anak Anda tahu apa artinya ‘meminta dengan manis’. Tunjukkan padanya apa maksud Anda, dan puji dia kalau bisa meminta dengan sopan.

Mengadu
Anak saya Kevin, 4 tahun, paling pinter deh, mengadukan kakaknya, Karla, 6 tahun. Dia selalu melaporkan kesalahan, sekecil apa pun, yang dilakukan kakaknya hari itu. Karla tidak gosok gigi! Karla menyembunyikan brokolinya di bawah karpet! Karla nggak mau beresin kamar! Ya ampun, saya heran bagaimana dia bisa menceritakan semua itu satu demi satu setiap kali saya pulang dari kerja.

Kenapa itu terjadi: Anak-anak seringkali mengadu untuk memperoleh perhatian Anda, begitu menurut Julie Riess, Ph.D., ibu 3 anak dan direktur Wimpfheimer Nursery School di Vassar College di Poughkeepsie, New York. Tapi, mereka juga belajar memilah antara yang salah dan yang benar, sehingga mungkin saja mereka sebel kalau satu aturan tak ditaati.

Cara mengatasi: Penting banget untuk menetapkan aturan bagi si kecil yang suka mengadu. Kalau tak ada yang terluka atau melakukan sesuatu yang berbahaya, bilang saja Anda yang akan mengurusi hal itu. Adalah tugas Anda untuk memonitor siapa yang tak menaati peraturan. Anda juga bisa menghindar kan cekcok antar saudara dengan memastikan bahwa setiap anak memiliki ‘daerah kekuasaan’ sendiri, meski cuma satu pojok tempat dia bisa meletakkan barang apa pun yang dia tak ingin berbagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar